Monsters Inc. adalah sebuah film animasi garapan Pixar yang sudah di rilis di 12 tahun lalu yang jelas sudah melegenda. Di tahun 2013 ini, film para Monsters ini pun dibuatkan sebuah prekuel dari film Monsters Inc. dengan judul Monsters University. Di Film ini, Pixar memberikan tongkat kepercayaannya kepada Dan Scanlon yang sebelumnya juga pernah bekerja sama dengan Pixar dalam membuat film Animasi berjudul Cars.
Mike Wazowski
(Billy Crystal) sudah sangat menginginkan menjadi
Scarer sejak dia masih kecil. Dia pun terobsesi untuk masuk ke Monsters University. Saat hari pertamanya masuk kuliah, dia satu teman kamar dengan Randy Boggs
(Steve Buscemi). Randy adalah monster yang paling gampang nervous jika bertemu dengan orang baru. Di Hari pertama Mike di kelas, dia pun bertemu dengan James Sullivan
(John Goodman). Mereka pun saling bermusuhan awalnya. Hingga akhirnya permusuhan mereka berbuah bencana.
Tanpa sengaja karena ulah Mike, James Sullivan menyenggol tube berisi jeritan anak kecil yang melegenda milik Dean Hardscrabble (Helen Mirren). Mereka berdua pun dikeluarkan dari Monsters University. Akhirnya dalam sebuah Scarer Contest, Mike bertaruh dengan Dean agar dia bisa kembali ke Universitas nya dan membuktikan bahwa dia adalah monster yang menakutkan. Bersama dengan team mereka, Oozma Kappa. Mereka pun berjuang untuk mendapatkan sebuah kemenangan.
Comes into Monsters's college world. Fun, Heartwarming, not meaningless but not good at tearjerker.
Pixar dan Disney adalah sebuah kerjasama yang jelas-jelas nyata. Kerjasama mereka mampu menghasilkan sebuah film animasi yang begitu indah dan menyenangkan. Sudah berapa banyak film animasi garapan Pixar yang mampu menyabet Best Animation Picture di ajang Academy Awards. Sebut saja Toy Story Trilogy, Up, dan masih banyak lagi. Ini jelas membuat para pecinta dan penikmat film akan selalu menanti-nantikan sebuah karya yang lebih mengagumkan dari Pixar.
Sayangnya, 2 tahun lalu. Sebuah track record buruk menjadi catatan tersendiri bagi Pixar. Cars 2 yang tak disangka-sangka menjadi sebuah presentasi yang sangat mengecewakan di kalangan kritikus dan pecinta film-film Pixar. Kepercayaan yang diberikan oleh kritikus dan pecinta Pixar pun berkurang. Hingga akhirnya mereka pun enggan untuk berekspektasi lebih kepada film-film animasi garapan Pixar. Dan pada tahun 2012 kemarin, Pixar pun sedikit membayar kekecewaan para penonton dengan film Brave.
Tetapi, Brave tetap tidak memenuhi kriteria yang diinginkan oleh penikmat film Pixar meskipun saya tetap jatuh cinta pada film itu. Sangat menyukainya malah. Tahun ini, Monsters University jelas membuat para pecinta dan kritikus mengharapkan sisi magical dari Pixar akan kembali. Meskipun saya sudah menaruh ekspektasi rendah dan mengira bahwa Monsters University hanya akan menyajikan sebuah prekuel yang biasa saja dan terkesan memaksa.
Setelah saya menonton film ini. Saya disuguhi sebuah presentasi yang cukup bagus. Pixar sedang berusaha keras untuk mengembalikan kepercayaan penontonnya terhadap film-film buatannya. Tak disangka-sangka, Monsters University jelas memberikan sebuah sajian yang menyenangkan. Dari segi visual maupun cerita. Pixar still has their own class. Yap. Pixar tetap menyajikan film animasi yang tetap indah seperti biasanya. Mereka masih punya beberapa sisi magicalnya sendiri. Meskipun tak sepenuhnya kembali utuh seperti dulu.
Bagi yang mengatakan bahwa Monsters University adalah sebuah sajian dengan penuh senang-senang dengan jalinan cerita yang biasa saja. Well, saya tidak setuju. Monsters University tetap memberikan cerita yang heartwarming. Tetap memberikan sisi sentimentil yang momennya akan mengetuk hati para penontonnya. Meskipun tak akan bisa sekuat Toy Story 3 yang berhasil membuat saya menangis serta Up yang sangat romantic itu. Monsters University pun masih memiliki daya magic nya. Meski belum bisa menjadi tearjerker animation movie lainnya milik Pixar.
I Still Believe in Pixar when they made an Animation Movies.
Jika di Monsters Inc. cerita lebih terpusat kepada sosok James dan konfliknya. Di Monsters University ini pun cerita lebih dibangun dan ditujukan kepada Mike Wazowski. Cerita lebih ke arah bagaimana Mike berusaha sekuat tenaga untuk menjadi seorang The Scariest Scarer in the monster's world. Cerita yang diusung mengambil tema pencarian jati diri seorang Mike. Dengan berbagai scene tentang persahabatan antara Mike dan James yang juga cukup indah dan terkoneksi dengan baik.
Beruntungnya, meskipun Monsters University masih terkesan bersenang-senang. Tak lantas membuat jalinan ceritanya akan menyajikan sebuah cerita dengan unsur senang-senang. Tidak. Ceritanya bisa dinikmati oleh semua kalangan. Tak hanya anak-anak yang sedang menghabiskan masa liburannya dengan menonton film ini. Melainkan juga bagi para kakak, orang tua, atau siapapun yang sedang menemani para adik-adik atau anak-anaknya menyaksikan film ini.
Karena masih banyak momennya yang lucu dan tak menjadi annoying jika dinikmati oleh kalangan dewasa. Meskipun masih ada beberapa yang memiliki elemen anak-anak dan cheesy. Tapi jelas lah, anak-anak inginkan sebuah sajian zero to hero yang predictable. Sebuah pelajaran bagi anak-anak agar selalu menggapai semua impiannya dan pasti akan terwujud. Meski begitu saya masih mempunyai kepercayaan bahwa lambat laun Pixar akan mengembalikan sisi magis nya di film animasi berikutnya.
Berbagai jalinan cerita penuh makna. Sebuah cerita pencarian jati diri yang penuh dengan nilai moral yang selalu sukses dibawakan dengan baik oleh Pixar. Monsters University menurut saya sedikit berada di atas ketimbang Brave. Don Scanlon sebagai sutradara setidaknya berhasil membawa Monsters University menjadi sebuah Animasi keluarga yang jauh dari kesan kekanak-kanakan. Semua jalinan cerita sentimentil nan emosional itu pun mampu dibawakan dengan baik. Tak seperti Brave yang terlihat kewalahan saat menyajikan sebuah klimaksnya.
Pengisi suara film ini pun masih menggunakan bintang-bintang lama milik Monster Inc. Billy Crystal dan John Goodman masih bisa memberikan chemistry yang baik untuk Mike Wazowski dan James Sullivan. Mereka mampu menyatukan dan menghidupkan karakter-karakter di film ini. Begitu pula dengan yang lain. Meskipun tak ada satupun nama terkenal yang memberikan sumbangsih nya kepada film ini.
Technically, Visual milik Pixar juga masih lebih colorful dan elegant ketimbang Dreamworks ataupun Bluesky. Karena warna colorful milik pixar tak pernah terlihat murahan ketimbang Production House animasi lainnya. Semua warna-warna indah itu pun di padu-padankan dengan begitu indah. Dunia monster pun memiliki warna yang menyenangkan bagi siapapun. Bahkan tak ada gimmicks murahan yang mungkin akan memaksimalkan efek 3D di film ini. Terutama efek Pop Out.
Yang paling menarik di film ini adalah paruh akhir film ini. Adegan-adegan perlombaan yang cukup seru dan menyenangkan. Serta berbagai benang merah yang sangat terkoneksi dengan baik dengan film Monster Inc. Salah satu contohnya yaitu awal mula betapa Randy atau Randall bencinya dengan James P. Sullivan. Serta masih banyak lagi yang jika anda ingat betul dengan Monster Inc. maka anda akan merasakan hal yang sama dengan saya. Sebuah nostalgia yang indah dengan para karakter-karakter film di Monsters University yang akan terhubung dengan Monster Inc. Oh ya, si agen CDA yang menyamar di Monster Inc. pun menjadi cameo di Monsters University.
Perihal scoring. Saya masih lebih suka Scoring Randal Newman di film Monsters Inc. ketimbang Monsters University. Karena scoring Monsters Inc. lebih terasa klasik ketimbang yang ini. Meskipun tetap bagus. Dan masih menyisakan beberapa tune yang mirip dengan Monsters Inc. Satu hal lagi yang perlu saya ingatkan jika menonton film ini. Jangan telat masuk studio. Karena seperti biasa, Pixar selalu menyelipkan Short Animation Movie sebelum film intinya dimulai. The Blue Umbrella. Adalah sebuah film pendek yang menjadi pembuka film ini. Ceritanya sweet, unique, and romantic.
Overall, Monsters University is a one level better than Brave. It's Fun and has A heartwarming story. Not meaningless. Just not good enough to be a tearjerker movie as Toy Story 3 or Up. I Still believe in Pixar when they made an animation movies. Well, Pixar still has their own class. Beautiful, elegant, and smart. Kids and Adults will love it.
PS : Don't walked out from theater after all the credit title was done.
Film animasi rasanya kurang jika tidak di rilis dalam format 3D. Kali ini, Monsters University pun di rilis dalam format 3D. Meskipun dalam distribusinya, di kota saya format 3D nya telat masuk. Baiklah, saya akan mengulas format 3D film ini.
BRIGHTNESS
Kualitas kecerahan film ini pun bagus. Meskipun setting waktu pada malam hari, kecerahan film ini jika disaksikan dalam format 3D masih bagus.
DEPTH
Efek Depth-nya Megah. Semua setting di film ini disajikan dengan kualitas kedalaman yang begitu bagus. Serasa ikut masuk ke dalamnya.
POP OUT
Bagi orang awam, Efek ini lah yang akan ditunggu-tunggu. Tapi, Pixar tidak memaksimalkan efek ini. Bisa dibilang jarang sekali efek ini. Sekali ada, mungkin efektif. Tapi, tak terlalu banyak. Mungkin beberapa orang akan kecewa dengan 3D-nya.
Jika melihat dari efek Depth-nya yang megah. Jelas ini adalah sebuah sajian 3D yang elegan dan bagus. Tapi, efek Pop Out yang tak begitu banyak pun akan mengecewakan sebagian penonton awam yang akan menyaksikan film ini dalam format 3D. Kalau saya, Its worth it. Depth-nya mewah. Meskipun Pop Out masih kurang. Dan tiket 3D yang sekarang dipatok sama. Jadi, decide it by yourself